Senin, 09 Mei 2011
Sejumlah aqidah ahlussunnah waljama’ah adalah meyakini tentang kalamullah sesuai dengan al-quran dan sunnah dan tidak berbicara dengan hawa nafsu mereka serta tidak mengarang-ngarang. Mereka menetapka bahwa Allah berbicara dengan kalam-Nya dan senantiasa maha berbicara. Sejak azali Allah memiliki sifat ini dan terus berlangsung selamanya dengan sifat ini.
Kalam Allah adalah salah satu sifat dari sifat-sifat Allah yang mulia yang tidak serupa dengan seorangpun dari makhluk-Nya. Ia adalah sifat kesempurnaan secara mutlak. Kalam-Nya bukan makhluk (bukan Dia ciptakan, tapi Ia ucapkan) berbeda dengan keyakinan kaum jahmiyyah yang kafir dan para pengikutnya dari kaum Mu’tazilah. Juga bukan makna yang berdiri pada DzatAllah sebagaimana kilah kullabiyyah dan Asya’irah.
Ahlu sunnah menetapkan bahwa kalamullah muncul berasal dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Mereka tidak mengatakan : kami tidak mau mengatakan ia makhluk maupun bukan makhluk, sebagaimana ucapan kaum waqifahdan ahli bid’ah.
Mereka menetapkan bahwa kalamullah terdiri dari suara & huruf, berbeda dengan mu’tazilah dan para pengikutnya yang mengatakan bahwa kalamullah tanpa suara dan huruf, dengan alasan bahwa jika dengan suara dan huruf berarti menyerupakan dengan makhluk. Maha suci Allah, justru yang benar adalah tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan menetapkan nama tidak harus menetapkan kaifiyyah (hakikatnya).
Ahlu synnah tidak mengatakan bahwa :”Pelafadzan kami dengan Al-Quranadalah makhluk,” melainkan mengatakan :”Pelafadzan kami dengan Al-Quran adalah perbuatan kami dan perbuatan kami adalah makhluk”. Adapun yang dibaca dan dilafadzkan maka ia adalah Al-Quran yang sebenarnya bukan makhluk. Ahlu sunnah tidak mengatakan kalau Al-Quran itu adalah hikayat dari firman Allah yang ada di Lauh Al-Mahfudz, tetapi menetapkan bahwa Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang beliau ajarkan kepada para sahabatnya, yang ditulis di mushaf, yang dihafal oleh hati adalah kalamullah yang hakiki.
Ini adalah keyakinan ahlu hadits, ahlu sunnah dan kepada mereka kami bermadzhab. Barang siapa yang mengucapkan selain itu, maka mereka ahli bid’ah.
Dalil-dalil dariAl-Quran yang menetapkan sifat Kalam untuk Allah :
Firman Allah :
QS. Al-Baqarah : 30
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :”Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifahdi muka bumi.” Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”. Allah berfirman:” Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidakketahui .” (QS. Al-Baqarah : 30)
QS.Al-Baqarah : 35
وقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَداً حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya : “Dan Kami berfirman :”Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu Surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik, dimana saja yang kamu suka, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim”. (QS. Al-Baqarah : 35)
QS. Al-Baqarah: 37
فتلقى آدم من ربه كلمات فتاب عليه
Artinya : : KemudianAdam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnyag”. (QS. Al-Baqarah :37)
QS. An-Nisa : 164
Artinya :” Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”.
QS. Al-A’raf : 143
Artinya : “Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang Kami tentukan dan Rabb Musa telah mengajak Musa berbicara “.
QS. At-Taubah : 6
Artinya:” Dan jika seseorang dintara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia sampai ia mendengar Kalam Allah, kemudian antarkan ia ketempat yang aman baginya”.
QS. Al-Baqarah : 75
Artinya :” Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar Kalam Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?”
QS. Al-Baqarah: 147
Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak menelan kedalam perutnya melainkan api,dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih”.
Syekh Amr Abdul Mun’im Salim menyimpulkan ayat-ayat tersebut dengan mengatakan :” Allah memberitahukan kepada kita, Dia berbicara kepada malaikat sebelum penciptaan Adam, dan berbicara kepada Adam setelah penciptaan-Nya terhadapnya. Allah mengajari Adam berbagai macam nama. Dia menyampaikan kalimat-kalimat-Nya kepada Adam setelah Adam bermaksiat. Ketia Adam menyempurnakan kalimat-kalimat itu, maka Allah mengampuninya. Allah berbicara kepada Musa dengan sebenar-benarnya bicara. Ucapan Allah tidak bisa habis.Dia berbicara kapanpun Dia kehendaki. Tidak ada yang memaksa atau menghalangi-Nya untuk berbicara”.
Ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan masalah ini sangat banyak, namun yang kita sebutkan diatas sudah cukup menjadi hujjah bahwasanya AL-QURAN ADALAH KALAMULLAH, BUKAN MAKHLUK”
Wallahu Ta’ala a’lam
Label: AQIDAH ISLAMIYYAH