Senin, 02 Mei 2011

Ibu...Malam itu



 Ibu....
Malam itu...
Kucoba untuk mendekatimu
Memandang jasadmu yang terbaring lemah
Menyoroti guratan wajahmu yang penuh derita
Nampak darinya beban berat yang telah lama engkau bawa
Sendiri...tak ada seorang pun membantumu merasakan rasa sakit itu




           Ibu...

               Malam itu....
              Aku gerakkan tangan ini untuk meremas jari jemarimu kala itu
              Tak ada balasan...
              Aku tak tahu...adakah rasa yang engkau rasakan
              Ataukah engkau tidak memahami arti dari semua itu
              Ataukah penderitaan itu tlah menghalangimu
              Untuk mengungkapkan sejuta rasa dalam hatimu
Ibu....
Malam itu...
Berulang kali mata ini menatap wajahmu
Mengusap jasadmu dengan ayat-ayatNya
Aku tak mendapatkanmu
Hanya Lidahmu yang kaku yang tak bisa aku mengerti
             Ibu...
             Malam itu....
             Aku dikejutkan dengan desahan dan suara nafasmu
             Aku berlari...meraih jasadmu
             Dingin....kaku....
             Ku coba untuk menggenggam tanganmu
             Berharap agar tidak terjadi sesuatupun atas dirimu
             Tapi......
             Napas panjang itu tlah mengantarkan engkau pergi
             Jauh dari sisiku
Aku tak percaya...
Seketika ku ayunkan tanganku
Meraih seonggok daging di pipimu
Berharap mengharapkan balasan paling parah sekalipun
Tapi...balasan itu tidak ada darimu
Aku tak percaya...
Ku coba terus untuk mencari sesuatu
Meyakinkan diriku bahwa engkau masih ada untukku
Dan...tanda itu masih ada diujung kerongkonganmu
            Aku berlari meraih sajadah panjang
            Memohon kepada-Nya dalam shalat subuhku
            Menitipkan harapan dalam doaku agar engkau kan slalu ada untukku
Pagi itu ... ketika sang mentari belum menampakkan hangatnya
Aku mencoba untuk berdiri...membawa jasadmu
Mencari sesuatu yang bisa membantumu agar engkau slalu ada untukku
Tapi...
Ditengah kebingunganku...Engkau tlah pergi tuk selamanya
Bersama dengan dinginnya pagi kala itu
            Kulirikkan mataku memandang jasadmu yang terbujur kaku
            Aku tak percaya....Secepat inikah???
            Engkau pergi tanpa ada kata sedikitpun yang terucap dari bibirmu
            Tak ada sedikitpun senyuman yang sempat engkau berikan untukku
            Juga tak ada pelukan hangat yang sempat engkau berikan untukku
            Tidak ada....
Ku Coba untuk berdiri dengan sisa tenaga yang ada
Meraih ketegaran menghadapi semua
Ku coba untuk membesarkan hati ini
Ada sejuta rasa yang ingin kusampaikan kepadamu
Tapi...semuanya telah terlambat
Kini...engkau telah pergi dengan menitipkan satu amanah besar untukku
Anakmu....yah,anakmu....
            Akankah aku bisa mewujudkan asa dan harapanmu untuknya tanpamu
            Akankan aku bisa membahagiakannya, mendampingi hidupnya  tanpamu
            Sementara engkau adalah lentera hatinya
            Sementara engkau adalah pelipur lara untuknya
            Sementara engkau tlah membawa pergi separuh kebahagiaannya
Ibu...
Andai saja aku hendak memilih
Aku ingin menggantikan posisimu
Agar engkau slalu hadir untuknya...untuk anakmu
Menjadi sekuntum bunga nan indah semerbak
Dalam taman kehidupannya...
Menghiasi setiap desah nafasnya
Menemaninya di setiap detak jantungnya
Agar kebahagiaan itu slalu ada untuknya...di setiap saat...di setiap waktunya
Karena aku tahu...posisimu takkan bisa tergantikan olehku
Ibaratkan Ratu, aku tidak bisa mengambil mahkota itu darimu
Dulu...sekarang...selamanya

            Ibu...kini tinggal doa yang bisa kupersembahkan
            Berharap inilah yang terbaik untukmu
            6 bulan setelah pernikahanku dengan anakmu...
            Engkau telah memberikan yang terindah untukku
            Tapi...maafkan aku yang belum bisa memberikan yang terindah untukmu
            Maafkan aku yang tidak bisa membuatmu ada untuknya...untuk anakmu
            Karena jujurku padamu bunda
            Ku tak mampu melakukan itu untuknya???
             
 Ya Rabb...jadikan kami hamba yang senantiasa pasrah terhadap takdir-Mu
Jadikan semuanya yang terbaik untuk kami
Karena aku tau...yang terbaik tidak selamanya menjadi yang terindah
Selamat jalan bunda....
Semoga Allah melapangkan kuburanmu
Menjadikannya taman indah dari taman-taman Syurga-Nya




Dariku yang slalu merindukanmu

            Teruntuk akhawatiy fillah...ana ucakan jazakunnallah khairan atas semua bantuan selama merawat beliau. Sungguh antunna adalah saudari ana yang hakiki. Menemaniku tatkala suka maupun duka. Ana tidak bisa membalas semua kebaikan antunna. Cukuplah Rabb kita yang membalasnya dengan Jannah dan maghfirah-Nya. Uhibbukunna Fillah....
           
     
             

0 Comments:

Post a Comment