Jumat, 24 Juni 2011

Keutamaan Ilmu

                    Dalam Al Quran dan sunnah Rasulullah sangat sering kita membaca atau mendengar kata ilmu, makam ilmu yang dimaksud tersebut adalah ilmu agama atau ilmu syar'i sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama bahwa makna ilmu tersebut adalah ilmu syar'i/ilmu agama.
                     Ibnu Qoyyim Al Jauziyah-rahimahullah- menuturkan bahwa seorang yang dikatakan alim adalah yang berfatwa dengan tiga pegangan : Firman Allahwa 'azza wa jalla (Al-Qur’an), sabda Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam (As-Sunnah), dan Perkataan Shahabat “ (Lihat I'laamul Muwaqqi'in 4/)

                   Ibnu Hajar rahimahullah ketika menjelaskan makna ilmu yang disebutkan dalam Al Quran, beliau mengatakan : Yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar'I yang dengannya seorang hamba mengetahui apa yang wajib baginya dari urusan diennya dalam persoalan ibadah, muamalah, ilmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, kewajiban dalam menjalankan perintah-Nya serta mensucikan-Nya dari segala bentuik kekurangan" ( Fathul Bari 1/187 )


HUKUM MENUNTUT ILMU SYAR'I

Ada tiga hukum dalam menuntut ilmu syar’i, yaitu :

1. Fardhu ‘Ain.

     Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. رواه ابن ماجه عن أنس بن مالك )
“Menuntut ilmu (adalah) wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Kewajiban ini mencakup atas laki-laki dan perempuan. Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu yang setiap muslim mesti mengetahuinya dan tidak seorang pun diberikan udzur untuk jahil atasnya, seperti ilmu tentang Allah (Ilmu Tauhid), termasuk di dalamnya ilmu tentang Al Ushul Ats Tsalaatsah (Tiga Landasan Pokok), karena itulah yang akan ditanyakan kepada setiap orang di kuburnya kelak; yaitu siapa tuhanmu, apa agamamu, dan siapa nabimu yang diutus kepadamu. Juga ilmu yang menjelaskan amalan-amalan yang mesti dilakukan oleh seorang muslim; seperti ilmu tentang tata cara shalat, tata cara puasa, serta apa saja yang memang merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim, maka dia mesti mengetahui tata caranya ketika dia melakukannya. Karena tanpa mutaba’ah-(sesuai dengan petunjuk beliau)- kepada Rasulullah maka amalan seseorang tidak akan diterima.

2. Fardhu Kifayah ;

yaitu Ilmu-ilmu yang membantu untuk memahami ilmu-ilmu yang fardhu ‘ain, seperti pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu berupa musthalah hadits, ushul fiqh, masalah warisan, dan sebagainya, maka menuntut ilmu-ilmu tersebut hukumnya adalah fardhu kifayah, yaitu mesti ada yang memahami hal tersebut dengan baik..

3. Sunnah Muakkadah; 

yaitu pemahaman secara meluas dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syar'i. Seseorang yang menambah wawasan ilmunya untuk dia mengamalkannya maka itu sunnah muakkadah baginya, dan inilah yang Allah perintahkan kepada Rasulullah dalam firman-Nya :
﴿ … وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا ﴾ ( طـه : 114 )
“… Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(Thaha : 114)
Ilmu yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ilmu yang hukumnya sunnah untuk dituntut, namun dia adalah tambahan ilmu yang patut untuk kita minta. Karena semakin pandai seseorang dalam ad din ini maka kebaikan akan semakin banyak kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ ( متفق عليه )
“Barangsiapa yang Allah menghendaki baginya kebaikan, maka dipandaikan dalam agama” (Muttafaq ‘Alaihi)
Semakin faqih seseorang dalam ad din ini, maka dia akan semakin mulia, dan ini tentu saja merupakan hal yang sunnah yang setiap orang bisa berlomba-lomba dalam masalah ini. Sebagaimana kita dituntut untuk memperbanyak ibadah-ibadah yang sunnah dan berlomba-lomba dengan saudara-saudara untuk itu, maka dalam masalah ilmu pun kita bisa berlomba-lomba untuk menambahnya (mengambilnya) untuk menambah derajat kita di sisi Allah 'azza wa jalla.






KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA

             Keutamaan ilmu dan pemiliknya sangat banyak sekali, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Miftah Daar As Sa'adah telah menyebutkan lebih dari seratus keutamaan ilmu dan ulama. Berikut ini kami akan menyebutkan sepuluh diantara sekian banyak keutamaan ilmu dan ulama :

1. Orang yang berilmu adalah orang yang mendapatkan anugrah yang sangat banyak

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Allah menganugrahkan al hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah) (Q.S. Al Baqarah:269)
Imam Malik memandang bahwa yang dimaksud dengan hikmah dalam ayat ini adalah fikih terhadap ad dien (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

2. Allah mempersandingkan persaksian ulama dengan persaksian Allah dan para malaikatnya
﴿ شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴾
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Q.S.Ali Imran :18 )
Ibnu Katsir berkata :”… Ini adalah keistimewaan agung bagi para ulama…” sebab Allah mempersandingkan persaksian ulama dengan persaksian Allah dan para malaikatnya terhadap suatu perkara yang sangat agung yaitu persaksian tentang tauhidullah

3. Allah ,azza wa jalla telah memerintahkan nabi-Nya untuk berdoa meminta tambahan ilmu

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."( Q.S.Thaha:114) Ibnu Hajar menyatakan bahwa ayat ini menjelaskan secara gamblang akan keutamaan ilmu, karena Allah tidak menyuruh nabi-Nya untuk berdoa meminta tambahan sesuatu kecuali ilmu" (Fathul Bari 1/187)

4. Hakikat khasyatullah (rasa takut kepada Allah) hanya mampu dicapai oleh para ulama

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُور)
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.( Q.S.Fathir:28 )
Ayat ini merupakan salah satu ayat yang menjelaskan keutamaan besar bagi para ulama karena merekalah yang memiliki rasa khasyyah yang sebenarnya , padahal di ayat yang lain Allah menerangkan bahwa penghuni surga adalah orang yang memiliki khasyyah yang sebenarnya kepada Rabbnya, Allah berfirman (artinya):
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS. Al Bayyinah : 8)

5. Orang yang beriman lagi berilmu memiliki derajat yang sangat tinggi

﴿ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴾
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadilah:11)
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma mengatakan : Para ulama memiliki 700 derajat di atas orang-orang beriman namun tidak berilmu, jarak antara satu derajat ke derajat berikutnya sejauh 500 tahun perjalanan" (Lihat Mukhtashar Minhajil Qashidin hal 14)

6. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah terhadap seseorang

Dari Muawiyah radiyallahu 'anhu berkata: saya mendengar Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
(مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ)
“ Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah menjadikannya faqih (faham) dalam agama “ (Muttaqun ‘alaihi)

7. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju ke surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata : bersabda Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
(وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة)
“ Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga “ (H.R.Muslim)

8. Seorang alim lebh utama dari seorang abid (ahli ibadah) dan Ilmu merupakan warisan para Nabi

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“ ….Keutaamaan seorang alim dibandingkan seorang abid sebagaimana perbandingan antara bulan dan seluruh bintang . Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan uang dinar atau dirham. Hanya saja mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mewarisinya, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak (keuntungan yang sempurna) (HR. Tirmidzi dan selainnya)

9. Menuntut ilmu dan mengajarkannya merupakan sebab terhindar dari kehinaan dunia dan akhirat

أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ (رواه الترمذى عن أبي هريرة
“ Ketahuilah, bahwasanya dunia itu terlaknat dan terlaknat pula apa-apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan apa-apa yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya, serta seorang yang alim (mengajarkan ilmu), dan orang yang menuntut ilmu “ ( HHR. Tirmidzi.

10. Para malaikat akan membentangkan sayapnya terhadap penuntut ilmu

Dari Abu Darda radiyallahu 'anhu : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ
“ sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayap-sayapnya sebagai keridhoan terhadap penuntut ilmu “ ( H.R.Abu Dawud, dan dihasankan oleh Al-Albani)
Wallahu a'lam.

0 Comments:

Post a Comment